Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal
mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat,
varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A.
Masyarakat
Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras.
Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi
juga dapat disisipkan pro vitamin A. Paling tidak jenis tanaman biotek
(rekayasa genetika) atau Genetically modified organism (Gmo)> itu
sudah dapat dikomersialisasi pada 2014-2015 mendatang.
Adapun varieties padi tanaman biotek itu bernama golden rice ditemukan
oleh lembaga peneltian padi internasional (IRRI) di Los Banos,
Philipina.
Ketua Dewan International Service for the Acquisition of Agri-biotech
Applications (ISAAA), Clive James, mengatakan, saat ini golden rice
masih berupa gen. Tampilannya berwarna kuning jingga karena mengandung
beta –karotena (pro vitamin A) atau dapat saja digabungkan dengan
varietias tanaman padi yang ada di Tanah Air, misalnya Ciherang. Dengan
begitu, tampilannya bisa tetap berwarna putih.
"Varietas tanaman biotek itu dapat menjadi alternatif bagi pemerintah
untuk meningkatkan produktifitas hasil tanam sekaligus memperbaiki
kandungan nutrisi padi yakni menambah pro vitamin A. Tidak dikonsumsinya
buah atau sayur mayur mengandung vitamin A yang hilang akan
tergantikan," terangnya.
Menurutnya, dalam kurun waktu 15 tahun setelah komersialisasi, akumulasi
tanaman biotek melebihi 1 miliar hectare (ha) pada tahun lalu. Tidak
hanya diadopsi oleh Amerika Serikat (AS), tanaman biotek juga ditanam
15,4 juta petani di 29 negara. Brazil, Paraguay, Afrika Selatan, Cina,
Pakistan hingga Mynamar berhasil merevolusi sistem pertaniannya melalui
adopsi tanaman biotek.
Dalam praktiknya penerapan tanaman biotek dinegara-negara berkembang
itu, sambung Clive, merupakan petani miskin sumberdaya rendah dan
berskala kecil . Pengembangan gen golden rice mampu menekan populasi
manusia yang kekurangan vitamin A. "Selanjutnya kita berharap,
Bangladesh, Vietnam dan Indonesia juga mengikutinya," terangnya.
Namun, Clive menambahkan, sebelum dipasarkan ke Indonesia, varietas padi
hasil tanaman biotek itu tetap diteliti terlebih dahulu oleh Komisi
Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika. Kajian itu disadari untuk
diteliti lebih komprehensif apakah memenuhi standar keamanan pangan yang
berlaku yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Meski begitu, Direktur Southeast Asian Regional Centre for Tropical
Biology (SAMEO BIOTROP) Bambang Purwantara mengatakan, komersialisasi
tanaman biotek di Tanah Air khususnya golden rice sangat bergantung pada
aksebilitas semua pemangku kepentingan,baik pemerintah selaku regulator
maupun dunia usaha. Karena itu, kesinambungan sosialisasi dan edukasi
mengenai tanaman biotek menjadi fokus institusinya
Sumber: KBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar